SENYUM TERAKHIR
Adegan 1
Dengan nafas yang terengah-engah setelah mengendarai sepeda. Zhaky terhenti saat ku melihat seorang gadis, entah siapa gadis itu. Wajahnya cukup cantik dan manis. Zhaky singgah membeli segelas air untuk melepaskan dahaga yang melanda tenggorokannya.Setelah beristirahat Zhaky langsung menggayuh pedal sepeda untuk pulang ke rumahnya. Sesampai dirumah, kedua orang tuanya sedang bepergian entah kemana. Zhaky segera pergi mandi karena badan yang sudah bermandi keringat. Setelah mandi Zhaky memakai pakaian dan menuju taman yang tak jauh dari kompleks rumahnya. Zhaky kaget, si dia juga sedang berada ditaman. Tanpa pikir panjang Zhaky langsung menghapirinya.
Zhaky : “Hey…. “(Dengan senyum sembari menyapanya.Tapi dia tidak merespon dan tetap saja membaca sebuah novel. Sekali lagi aku mengulangi sapaanku.)
Dengan nafas yang terengah-engah setelah mengendarai sepeda. Zhaky terhenti saat ku melihat seorang gadis, entah siapa gadis itu. Wajahnya cukup cantik dan manis. Zhaky singgah membeli segelas air untuk melepaskan dahaga yang melanda tenggorokannya.Setelah beristirahat Zhaky langsung menggayuh pedal sepeda untuk pulang ke rumahnya. Sesampai dirumah, kedua orang tuanya sedang bepergian entah kemana. Zhaky segera pergi mandi karena badan yang sudah bermandi keringat. Setelah mandi Zhaky memakai pakaian dan menuju taman yang tak jauh dari kompleks rumahnya. Zhaky kaget, si dia juga sedang berada ditaman. Tanpa pikir panjang Zhaky langsung menghapirinya.
Zhaky : “Hey…. “(Dengan senyum sembari menyapanya.Tapi dia tidak merespon dan tetap saja membaca sebuah novel. Sekali lagi aku mengulangi sapaanku.)
“Hai..
boleh kenalan gak?”.
Tamara : “Iya ada apa?”(sambil menatap novel yang dibacanya.)
Zhaky : “Aku boleh gak kenalan? Namaku Zhaky”(mengulurkan jemariku)
Dia langsung berdiri lalu meletakkan bukunya di atas kursi dan memberi tahu namanya.
Tamara : “Namaku Tamara” (sambil tersenyum)
Zhaky : “Kamu tinggal dimana?”
Tamara : “Aku tinggal di sebelah kiri toko buku dekat gerbang kompleks. Aku baru pindah kemarin.”
Zhaky : “Oooo…. Kamu anak baru yah?” (penasaran)
Tamara : “Iya, memangnya kenapa?”.
Zhaky : “Tidak kenapa-kenapa kok” (salah tingkah)
Tamara : “Iya ada apa?”(sambil menatap novel yang dibacanya.)
Zhaky : “Aku boleh gak kenalan? Namaku Zhaky”(mengulurkan jemariku)
Dia langsung berdiri lalu meletakkan bukunya di atas kursi dan memberi tahu namanya.
Tamara : “Namaku Tamara” (sambil tersenyum)
Zhaky : “Kamu tinggal dimana?”
Tamara : “Aku tinggal di sebelah kiri toko buku dekat gerbang kompleks. Aku baru pindah kemarin.”
Zhaky : “Oooo…. Kamu anak baru yah?” (penasaran)
Tamara : “Iya, memangnya kenapa?”.
Zhaky : “Tidak kenapa-kenapa kok” (salah tingkah)
Zhaky terus menatap senyum di wajahnya. Sangat manis,
kemudian kembali membuka mulutnya ….
Zhaky : “Ayo aku temani jalan-jalan di taman ini. Lagi pula gak enak juga kalau
suasananya begini-begini saja” .
Tamara : “Trimakasih. Ok.. ayo” (Kembali tersenyum lebar)
Langkah demi langkah mengawali perkenalan Zhaky dan Tamara. Mereka berjalan mengeliling taman, suasana kemudian hening, Zhaky memulai pembicaraan.
Tamara : “Trimakasih. Ok.. ayo” (Kembali tersenyum lebar)
Langkah demi langkah mengawali perkenalan Zhaky dan Tamara. Mereka berjalan mengeliling taman, suasana kemudian hening, Zhaky memulai pembicaraan.
Zhaky : “Kamu orangnya pendiam yah?” (dengan
muka sumringah)
Tamara : “Enak saja, lagian aku kan gak kenal
siapa kamu hhaha” (tertawa kecil)
Zhaky : “Huuuhh, jadi aku harus memperkenalkan
namaku lagi dong?”
Tamara : “Hahaha,” (Tertawa) “Tidak begitu juga
sih maksudnya. Aku memang susah akrab dengan orang baru” (bibirnya tersenyum
lebar).
Mereka memulai keakraban, dan membuat hati
Zhaky ikut tersenyum puas. Zhaky
menanyakan banyak hal kepadanya. Mereka
selalu menyelingi pembicaraan dengan candaan yang cukup untuk mengocok perut
hingga sakit.
Adegan 2
Sekarang sang mentari akan kembali ke peraduannya. Mereka berjalan pulang bersama karena arah rumah mereka searah. Tamara berada di depan kompleks sedangkan rumah Zhaky ada di lorong kedua sebeleh kanan di kompleks tempat tinggalnya. Sesampai di depan rumah Tamara kami berhenti dan menyempatkan diri untuk bercanda sebentar.
Di sela-sela percakapan mereka, tiba-tiba suara teriakan Ibu Tamara yang memanggil membuat kami berdua kaget.
Ibu Tamara : “Tamara… Tamara… ayo cepat masuk, udah hampir malam nih!” (Menunggu di depan pintu)
Tamara : “Ya bu.. tunggu!, Zhaky aku duluan yah?” (Senyumnya mengakhiri pertemuan hari ini bersama Zhaky)
Zhaky : “Iya...Trimakasih yah untuk hari ini” (Membalas senyum).
Sekarang sang mentari akan kembali ke peraduannya. Mereka berjalan pulang bersama karena arah rumah mereka searah. Tamara berada di depan kompleks sedangkan rumah Zhaky ada di lorong kedua sebeleh kanan di kompleks tempat tinggalnya. Sesampai di depan rumah Tamara kami berhenti dan menyempatkan diri untuk bercanda sebentar.
Di sela-sela percakapan mereka, tiba-tiba suara teriakan Ibu Tamara yang memanggil membuat kami berdua kaget.
Ibu Tamara : “Tamara… Tamara… ayo cepat masuk, udah hampir malam nih!” (Menunggu di depan pintu)
Tamara : “Ya bu.. tunggu!, Zhaky aku duluan yah?” (Senyumnya mengakhiri pertemuan hari ini bersama Zhaky)
Zhaky : “Iya...Trimakasih yah untuk hari ini” (Membalas senyum).
Tamara : “Sama-sama.
Kamu juga cepetan pulang, nanti
di cariin sama Ibu kamu” (berjalan berbalik arah, namun kemudian kembali menatap Zhaky sebentar
dan melambaikan tangan.
Zhaky : “Ok… aku juga pulang yah.. dadah..! “ (berjalan pergi).
Di perjalanan, Zhaky tersenyum puas dan sesekali melompat kegirangan sembari berteriak. Kini Zhaky berjalan di antara jalan yang sepi dengan sedikit penerangan dari lampu jalan yang mulai redup dan di kerumuni serangga.
Zhaky : “Ok… aku juga pulang yah.. dadah..! “ (berjalan pergi).
Di perjalanan, Zhaky tersenyum puas dan sesekali melompat kegirangan sembari berteriak. Kini Zhaky berjalan di antara jalan yang sepi dengan sedikit penerangan dari lampu jalan yang mulai redup dan di kerumuni serangga.
Hari telah sore rupanya.
Sesampai di rumah Zhaky di marahi oleh Ibunya.
Ibu Zhaky : “Kamu ke mana aja seharian? . Pulang sekolah, bukannya langsung di rumah malah keluyuran tidak jelas begini.” (bentak Ibu Zhaky kesal)
Zhaky : (Ketakutan) “Maa…aaf, maaf Bu’ aku tadi dari keliling taman” (Zhaky menundukkan kepala)
Ibu Zhaky :“Kalau mau keluar, beritahu Ibu jangan membuat Ibu cemas. Lain kali jangan pulang telat lagi yah?” (Emosi mulai surut. Ibunya menyentuh pundak Zhaky).
Zhaky : “ Iya Bu, maaf ” (sembari meninggalkan Ibunya di teras rumah)
Sesampai di rumah Zhaky di marahi oleh Ibunya.
Ibu Zhaky : “Kamu ke mana aja seharian? . Pulang sekolah, bukannya langsung di rumah malah keluyuran tidak jelas begini.” (bentak Ibu Zhaky kesal)
Zhaky : (Ketakutan) “Maa…aaf, maaf Bu’ aku tadi dari keliling taman” (Zhaky menundukkan kepala)
Ibu Zhaky :“Kalau mau keluar, beritahu Ibu jangan membuat Ibu cemas. Lain kali jangan pulang telat lagi yah?” (Emosi mulai surut. Ibunya menyentuh pundak Zhaky).
Zhaky : “ Iya Bu, maaf ” (sembari meninggalkan Ibunya di teras rumah)
Adegan 3
Keesokan paginya Zhaky bertemu dengan Tamara, ternyata Zhaky sama sekolah dengan Tamara. Zhaky langsung berlari menghapirinya…
Zhaky : “Tamara… Tamara…. tunggu aku!” (berlari tergopo-gopo).
Tamara berhenti dan memegang pundakku.
Zhaky : “Masih pagi-pagi kok dah keringatan kayak gini?, ini usap keringatmu!” (sembari menyodorkan sapu tangan ke arah Zhaky).
Zhaky : “Iya nih, kamunya tuh. Kamu jalannya cepat amat” (tersipu-sipu menatap Tamara sembari tersenyum).
Tamara : “Iya maaf, hhehe” (tertawa kecil)
Zhaky : “Ayo buruan entar pintu gerbang di tutup”
Sesampai di sekolah Zhaky langsung ke kelas dan ternyata Tamara juga sekelas dengannya. Tamara duduk di samping Zhaky, karena Dino teman Zhaky baru pindah sekolah dua hari yang lalu. Tamara naik dan memperkenalkan dirinya ke teman-teman kelasnya yang baru.
Tamara : “Hai perkenalkan namaku Tamara Adelia, panggil aja aku Tamara. Aku baru pindah dari Makassar kemarin, semoga kita semua bisa menjadi teman yang akrab”. (tersenyum)
Teman-teman kelas : “Hai Tamara…….,” (Tamara tersenyum manis)
Kini mereka semakin dekat. Mereka selalu bersama, duduk di depan kelas sembari bercerita tentang tugas sekolah.
Tamara : “Kamu suka pelajaran apa?” (Penasaran)
Zhaky : “Aku paling suka pelajaran matematika” (meyakinkan Tamara)
Tamara : “Kenapa kamu suka pelajaran itu?, padahal pelajaran itu agak rumit dan memusingkan”.
Zhaky : “Karena aku suka aja dengan pelajaran itu, heheh (Tertawa kecil), kalau kamu sukanya pelajaran apa?”.
Tamara : “Hmm, kalau aku paling suka dengan pelajaran bahasa Indonesia, yah pelajaran sastra”.
Zhaky : “Kenapa kamu suka pelajaran itu?
Tamara : “Seperti kamu tadi, aku suka aja dengan pelajaran itu, hhaha (membalas tawa). Aku sudah buat beberapa cerpen, mau baca?” (menyodorkan beberapa cerpen karyaku)
Zhaky : “Ini buatan kamu?, aku gak percaya” (menatap Tamara)
Tamara : “Iyalah, ini buatan aku. Kamu baca yah dan berikan saran, ok?” (melirik Zhaky)
Zhaky : “Ok…” (tersenyum).
Tamara berhenti dan memegang pundakku.
Zhaky : “Masih pagi-pagi kok dah keringatan kayak gini?, ini usap keringatmu!” (sembari menyodorkan sapu tangan ke arah Zhaky).
Zhaky : “Iya nih, kamunya tuh. Kamu jalannya cepat amat” (tersipu-sipu menatap Tamara sembari tersenyum).
Tamara : “Iya maaf, hhehe” (tertawa kecil)
Zhaky : “Ayo buruan entar pintu gerbang di tutup”
Sesampai di sekolah Zhaky langsung ke kelas dan ternyata Tamara juga sekelas dengannya. Tamara duduk di samping Zhaky, karena Dino teman Zhaky baru pindah sekolah dua hari yang lalu. Tamara naik dan memperkenalkan dirinya ke teman-teman kelasnya yang baru.
Tamara : “Hai perkenalkan namaku Tamara Adelia, panggil aja aku Tamara. Aku baru pindah dari Makassar kemarin, semoga kita semua bisa menjadi teman yang akrab”. (tersenyum)
Teman-teman kelas : “Hai Tamara…….,” (Tamara tersenyum manis)
Kini mereka semakin dekat. Mereka selalu bersama, duduk di depan kelas sembari bercerita tentang tugas sekolah.
Tamara : “Kamu suka pelajaran apa?” (Penasaran)
Zhaky : “Aku paling suka pelajaran matematika” (meyakinkan Tamara)
Tamara : “Kenapa kamu suka pelajaran itu?, padahal pelajaran itu agak rumit dan memusingkan”.
Zhaky : “Karena aku suka aja dengan pelajaran itu, heheh (Tertawa kecil), kalau kamu sukanya pelajaran apa?”.
Tamara : “Hmm, kalau aku paling suka dengan pelajaran bahasa Indonesia, yah pelajaran sastra”.
Zhaky : “Kenapa kamu suka pelajaran itu?
Tamara : “Seperti kamu tadi, aku suka aja dengan pelajaran itu, hhaha (membalas tawa). Aku sudah buat beberapa cerpen, mau baca?” (menyodorkan beberapa cerpen karyaku)
Zhaky : “Ini buatan kamu?, aku gak percaya” (menatap Tamara)
Tamara : “Iyalah, ini buatan aku. Kamu baca yah dan berikan saran, ok?” (melirik Zhaky)
Zhaky : “Ok…” (tersenyum).
Adegan 4
“Tttttttteeettt….”, Bunyi bel menandakan kami akan melanjutkan ke pelajaran berikutnya. Tapi, guru yang mengajar tidak datang. Jadi Zhaky dan Tamara bersama teman-teman yang lain hanya bercerita tentang hal-hal yang dapat mengocok perut.
Waktunya pulang. Zhaky bersama Tamara dan teman yang lain berjalan menuju pintu gerbang, menertawai hal yang tak patut ditertawai. Di perjalanan pulang Tamara berteriak, Tamara : “Auuuuhh sakit, Zhaky bantu aku berdiri!” (meneteskan air matanya. Kaki Tamara tersandung batu, dan kelihatannya kaki Tamara Terkilir)
Zhaky : “Kamu kenapa? Kaki mu sakit? . Sudah jangan nangis, kamu pasti sembuh” (mengkhawatirkan Tamara).
Tamara : “Iya Zhaky, tapi kaki aku sakit banget. Bantu aku berdiri donk!”(muka memelas)
“Auuuuhh…. Sakit!!” (keluhnya lagi).
Zhaky : “Sini biar aku gendong deh, gak apakan?” (menatap kasian kearah Tamara).
Tamara : “Tapi, aku berat loh?,” (tersenyum)
Zhaky : “sakit-sakit gini sempat aja ngelawak, sini naik cepat”
Tamara : “hehehe (tertawa kecil) …. Aku beratkan?” (menaiki punggung Zhaky)
Zhaky : “Ini sih ringan banget hheh..” (Terseyum).
Sesampai di depan rumah Tamara, Ibunya yang sedang membaca koran kaget saat melihat kedatangan Zhaky yang menggendong Tamara.
Ibu Tamara : “Tamara, kamu gak apa-apakan nak?” (membantu Tamara untuk duduk di sofa)
Tamara : “Gak apa-apa kok Bu”
Zhaky : “Kakinya terkilir tadi waktu jalan pulang tante” (Zhaky menatap Ibu Tamara menjelaskan).
Ibu Tamara : “Terima kasih yah nak ….” (mengulur tangan)
Zhaky : “ Zhaky, tante!” (Bermaksud memperkenalkan diri sembari membalas uluran tangan Ibu Tamara).
Ibu Tamara : “Iya terima kasih yah nak Zhaky” (tersenyum)
Zhaky : “Oke. Tamara, tante, Zhaky pulang dulu yah?” (pamit)
Ibu Tamara : “Iyaa nak Zhaky, kapan-kapan main ke rumah yah?”
Zhaky : “Baik tante, mari ,,,” (meninggalkan rumah Tamara).
“Tttttttteeettt….”, Bunyi bel menandakan kami akan melanjutkan ke pelajaran berikutnya. Tapi, guru yang mengajar tidak datang. Jadi Zhaky dan Tamara bersama teman-teman yang lain hanya bercerita tentang hal-hal yang dapat mengocok perut.
Waktunya pulang. Zhaky bersama Tamara dan teman yang lain berjalan menuju pintu gerbang, menertawai hal yang tak patut ditertawai. Di perjalanan pulang Tamara berteriak, Tamara : “Auuuuhh sakit, Zhaky bantu aku berdiri!” (meneteskan air matanya. Kaki Tamara tersandung batu, dan kelihatannya kaki Tamara Terkilir)
Zhaky : “Kamu kenapa? Kaki mu sakit? . Sudah jangan nangis, kamu pasti sembuh” (mengkhawatirkan Tamara).
Tamara : “Iya Zhaky, tapi kaki aku sakit banget. Bantu aku berdiri donk!”(muka memelas)
“Auuuuhh…. Sakit!!” (keluhnya lagi).
Zhaky : “Sini biar aku gendong deh, gak apakan?” (menatap kasian kearah Tamara).
Tamara : “Tapi, aku berat loh?,” (tersenyum)
Zhaky : “sakit-sakit gini sempat aja ngelawak, sini naik cepat”
Tamara : “hehehe (tertawa kecil) …. Aku beratkan?” (menaiki punggung Zhaky)
Zhaky : “Ini sih ringan banget hheh..” (Terseyum).
Sesampai di depan rumah Tamara, Ibunya yang sedang membaca koran kaget saat melihat kedatangan Zhaky yang menggendong Tamara.
Ibu Tamara : “Tamara, kamu gak apa-apakan nak?” (membantu Tamara untuk duduk di sofa)
Tamara : “Gak apa-apa kok Bu”
Zhaky : “Kakinya terkilir tadi waktu jalan pulang tante” (Zhaky menatap Ibu Tamara menjelaskan).
Ibu Tamara : “Terima kasih yah nak ….” (mengulur tangan)
Zhaky : “ Zhaky, tante!” (Bermaksud memperkenalkan diri sembari membalas uluran tangan Ibu Tamara).
Ibu Tamara : “Iya terima kasih yah nak Zhaky” (tersenyum)
Zhaky : “Oke. Tamara, tante, Zhaky pulang dulu yah?” (pamit)
Ibu Tamara : “Iyaa nak Zhaky, kapan-kapan main ke rumah yah?”
Zhaky : “Baik tante, mari ,,,” (meninggalkan rumah Tamara).
Sesampai dirumah Zhaky
langsung melepas pakaian dan makan siang. Sesudah itu ia langsung tidur karena lelah.
Adegan 5
Keesokan paginya, Zhaky menunggu Tamara di depan rumahnya. Saat melihat Tamara keluar rumah, Tamara sudah bisa berjalan dengan baik. Zhaky kaget dan bengong melihatnya.
Tamara : “Woii kamu kenapa bengong kayak gitu?” (Mencubit pipi Zhaky)
Zhaky : “Akh gak apa kok!, eh kok cepat amat sembuhnya?” (menatap heran wajah Tamara)
Tamara : “Iyaa nih, semalam aku dibawa ke tukang urut, rasanya sakit amat waktu di urut”
Zhaky : “Baguslah, daripada berjalan dengan pincang” (tersenyum puas).
Keesokan paginya, Zhaky menunggu Tamara di depan rumahnya. Saat melihat Tamara keluar rumah, Tamara sudah bisa berjalan dengan baik. Zhaky kaget dan bengong melihatnya.
Tamara : “Woii kamu kenapa bengong kayak gitu?” (Mencubit pipi Zhaky)
Zhaky : “Akh gak apa kok!, eh kok cepat amat sembuhnya?” (menatap heran wajah Tamara)
Tamara : “Iyaa nih, semalam aku dibawa ke tukang urut, rasanya sakit amat waktu di urut”
Zhaky : “Baguslah, daripada berjalan dengan pincang” (tersenyum puas).
Sampai di sekolah teman-teman ku berkumpul membicarakan sesuatu, aku dan Tamara bergegas ke sana dan mendengar apa yang di ceritakan teman-temanku itu.
Naila : “Teman-teman, besokkan kita libur bagaimana kalau kita liburan?” (dengan suara lantang).
Zhaky : “Kita mau ke mana ? Ke rumah kamu? Hhhaha ” (Semua siswa tertawa)
Naila : “Huu Zhaky (Naila cemberut)
Denny : “Sudah, sudah. Kita akan pergi liburan, baiknya kita ke mana?” (menatap seluruh teman-temannya)
Tamara : “Bagaimana kalau kita pergi ke tempat rekreasi terkenal di kota ini!” (mengacungkan tangannya)
Zhaky : “Baiklah kita akan ke pantai Bira!” (penuh semangat dengan senyum lebar ala Zhaky).
Semua teman-teman Zhaky setuju.
Tak sabar menunggu saat itu, Zhaky menceritakan sedikit tentang pantai Bira kepada Tamara. Tidak lama kemudian, bel kembali berbunyi dan semua siswa berlari ke kelas. Tak lama kemudian, guru yang mengajar pun datang.
Zhaky merasa agak tidak enak badan. Tamara iseng mencubit pipinya dan Tamara kaget.
Tamara : “Zhaky kamu gak apa-apa, kan?” (dengan wajah khawatir).
Zhaky : “Aku gak apa-apa kok” (menjawab pelan, sambil menggeleng-geleng kepala)
Tamara : “Kamu sakit dan aku harus antar kamu pulang ( berjalan ke depan kelas), Pak, Zhaky sakit” (berbicara kea rah Pak Guru yang sedang mengajar)
Pak Guru : “Baiklah bawa dia pulang, kamu mau mengantarnya?” (tegas)
Tamara : “Iya pak aku bisa kok” (mengangguk-anggukkan kepala)
Berhubung sudah hampir pulang Tamara memasukkan barang-barang Zhaky ke dalam tas
lalu dia juga membereskan barang-barangnya.
Tamara : “Ayo aku antar kamu pulang” (memegang tangan Zhaky membantunya berdiri)
Tamara meminta izin mengantar Zhaky pulang. Sambil memegang jemari-jemari Zhaky dan sesekali memegang keningnya. Tamara selalu bertanya tentang keadaan Zhaky. Tapi, Zhaky hanya bisa menjawabnya dengan kalimat…
Zhaky : “Tenang saja. Aku baik-baik saja kok, gak usah khawatir” (menatap meyakinkan Tamara).
Sesampai di rumah Zhaky langsung di bawa Tamara ke kamar Zhaky sembari ibu Zhaky mengomel-ngomeli Zhaky.
Ibu Zhaky : “Ini sebabnya kalau makan gak teratur” (wajah tegas)
Tamara : “Sudah tante, Zhaky ‘kan lagi sakit” (berbicara pelan, dengan muka kasian).
Ibu Zhaky : “Biarlah nak, biar dia tahu rasa”
Tamara : “Kalau begitu aku pulang dulu tante” (mohon pamit)
Ibu Zhaky : “Nak, nama kamu siapa?” (penasaran)
Tamara : “Nama aku Tamara, tante” (jawabnya dengan ramah, sembari tersenyum tipis)
“Terima kasih yah nak Tamara, udah bawa pulang anak tante ini”.
“Iya, sama-sama tante”, katanya.
Zhaky melihat senyuman indah dari Tamara saat akan keluar dari kamarnya.
Adegan 6
Keesokan paginya, di rumah Zhaky.
Rasanya badan Zhaky udah sehat. Ia bergegas menyiapkan barang yang akan di bawa, kemudian, mandi dan berpakaian rapi menuju rumah Tamara. Tapi, Tamara sudah berangkat duluan. Zhaky langsung ke sekolah. Sampai di sekolah ia melihat Tamara dan langsung menghampirinya.
Tamara : “Zhaky, kamu udah sembuh?” (menatap Zhaky)
Zhaky : “Iya.. aku udah sembuh kok” (tersenyum lebar)
Tamara : “Betul kamu udah sembuh ? ” (sambil meraih tangannya dan meletakkannya di kening Zhaky)
Tak berapa lama kemudian, bus yang akan mengantar mereka ke pantai Bira pun datang. Zhaky duduk di belakang bersama anak lelaki lainnya. Tamara berada di depan bersama teman wanitanya. Di perjalanan rasa gelisah melanda Zhaky semakin tak menentu. Serasa memiliki pirasat buruk dan naas tak berselang beberapa lama mobil yang mereka tumpangi kecelakaan.
Keesokan paginya, di rumah Zhaky.
Rasanya badan Zhaky udah sehat. Ia bergegas menyiapkan barang yang akan di bawa, kemudian, mandi dan berpakaian rapi menuju rumah Tamara. Tapi, Tamara sudah berangkat duluan. Zhaky langsung ke sekolah. Sampai di sekolah ia melihat Tamara dan langsung menghampirinya.
Tamara : “Zhaky, kamu udah sembuh?” (menatap Zhaky)
Zhaky : “Iya.. aku udah sembuh kok” (tersenyum lebar)
Tamara : “Betul kamu udah sembuh ? ” (sambil meraih tangannya dan meletakkannya di kening Zhaky)
Tak berapa lama kemudian, bus yang akan mengantar mereka ke pantai Bira pun datang. Zhaky duduk di belakang bersama anak lelaki lainnya. Tamara berada di depan bersama teman wanitanya. Di perjalanan rasa gelisah melanda Zhaky semakin tak menentu. Serasa memiliki pirasat buruk dan naas tak berselang beberapa lama mobil yang mereka tumpangi kecelakaan.
Brukkkkkk….Brukkk…….
Semua : Ahhhhh …ahhhh, tolong !
Zhaky sadar, kemudian merasa kepalanya
sakit, saat memegang kepalanya
mengeluarkan darah yang banyak. Tapi, yang ada di pikirannya sekarang adalah Tamara. Ia langsung berteriak dengan nada yang lemah…
Zhaky : “Tamara.. kamu gak apa-apa, kan?” (Berteriak, memandang wajah Tamara yang tak bergerak,
tak ada suara)
Ia duduk disamping Tamara, dan melihat kepala Tamara mengeluarkan banyak darah. Rasa sakit yang Zhaky rasa membuatnya pingsan.
Ia duduk disamping Tamara, dan melihat kepala Tamara mengeluarkan banyak darah. Rasa sakit yang Zhaky rasa membuatnya pingsan.
Adegan 7
Di Rumah Sakit …
Ibu Zhaky : “Zhaky, Zhaky, bangun nak, ibu di sini” (sambil menangis memandang anaknya terbaring lemah)
Ibu Zhaky : “Zhaky, Zhaky, bangun nak, ibu di sini” (sambil menangis memandang anaknya terbaring lemah)
Tak selang berapa jam…
Zhaky : “Dimana Tamara Bu? Tamara baik-baik sajakan Bu?” (Zhaky sadar kemudian berteriak)
Ibu hanya terdiam sambil menatap ayah.
Zhaky : “Ibu apa yang terjadi?” (menatap kosong sekelilingnya dan mulai mengeluarkan air mata)
Ibu Zhaky : “Maaf nak, kini Tamara sudah berada di tempat lain” (nada pelan kemudian melangkah memeluk Zhaky)
Zhaky : “Jadi maksud ibu?” (tak percaya, dengan nafa terengah-engah)
Ibu Zhaky : “Iya Nak, Tamara telah meninggal akibat kecelakaan itu,” (memeluk Zhaky erat, ikut menangis)
Ia terduduk di ranjang dan dipeluk ibu sambil menangis dengan keras
Zhaky : “ kenapa dia terlalu cepat meninggalkan aku Bu?”
Tak ada jawab….
Zhaky : (terdiam dan mengingat saat aku sakit, dia memberiku senyuman yang kuanggap indah itu dan menjadi senyuman terakhir darinya).
(SELESAI).
Zhaky : “Dimana Tamara Bu? Tamara baik-baik sajakan Bu?” (Zhaky sadar kemudian berteriak)
Ibu hanya terdiam sambil menatap ayah.
Zhaky : “Ibu apa yang terjadi?” (menatap kosong sekelilingnya dan mulai mengeluarkan air mata)
Ibu Zhaky : “Maaf nak, kini Tamara sudah berada di tempat lain” (nada pelan kemudian melangkah memeluk Zhaky)
Zhaky : “Jadi maksud ibu?” (tak percaya, dengan nafa terengah-engah)
Ibu Zhaky : “Iya Nak, Tamara telah meninggal akibat kecelakaan itu,” (memeluk Zhaky erat, ikut menangis)
Ia terduduk di ranjang dan dipeluk ibu sambil menangis dengan keras
Zhaky : “ kenapa dia terlalu cepat meninggalkan aku Bu?”
Tak ada jawab….
Zhaky : (terdiam dan mengingat saat aku sakit, dia memberiku senyuman yang kuanggap indah itu dan menjadi senyuman terakhir darinya).
(SELESAI).